Laman

Sabtu, 15 November 2014

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING


BABI
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan sangat diperlukan dalam dunia pendidikan pada khususnya. Bimbingan yang terdapat pada tiap sekolah tidak hanya diperuntukan bagi siswa yang mendapat masalah. Tetapi, bimbingan membantu peran seorang guru untuk menghadapi perkembangan psikologi anak didik (siswa-siswi).
Berbagai kesalah kaprahan dan kasus malpraktek yang terjadi dalam layanan bimbingan selama ini, seperti adanya anggapan bimbingan “polisi sekolah”, atau berbagai persepsi lainnya yang keliru tentang layanan bimbingan, sangat mungkin memiliki keterkaitan erat dengan tingkat pemahaman dan penguasaan konselor tentang landasan bimbingan. Dengan kata lain, penyelenggaraan bimbingan dilakukan secara asal-asalan, tidak dibangun di atas apa yang seharusnya.
B.     Rumusan Masalah
a.       Apa itu bimbingan dan konseling?
b.      Apa peranan bimbingan dan konseling dalam pendidikan disekolah?
c.       Apa tujuan bimbingan disekolah?
d.      Apa saja peranan bimbingan dan konseling dalam pembelajaran siswa?
e.       Apa peranan Guru dalam pelaksanaan bimbingan disekolah?
f.       Bagaimana kerjasama Guru dengan Konselor dalam layanan bimbingan?
C.    Tujuan Penulisan Makalah
a.       Mengetahui secara umum apa yang di maksud dengan bimbingan.
b.      Mengetahui lebih jelas pemahaman bimbingan serta peranannya bagi pembelajaran siswa di sekolah.


BABII
PEMBAHASAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
A.    Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk . Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan kadang-kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung hati dari kegiatan bimbingan . Ada pula yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah satu jenis layanan bimbingan. Dengan demikian dalam istilah bimbingan sudah termasuk didalamnya kegiatan konseling . Kelompok yang sesuai dengan pandangan diatas menyatakan bahwa terminologi layanan bimbingan dan konseling dapat diganti dengan layanan bimbingan saja.
a)      Pengertian Bimbingan
Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Rochman Natawidjaja (1978);
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan , supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat . Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagian hidupnya serta dapat menberikan sumbangan yang berarti .
Selanjutnya Bimo Walgito (1982: 11 )
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupanya , agar individu atau individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya .
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh ahli ,dapat dikemukakan bahwa bimbingan merupakan :
Q      Suatu proses yang berkesinambungan,
Q      Suatu proses membantu individu,
Q      Bantuan yang berikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuan/potensinya, dan
Q      Kegiatan yang bertujuan  untuk memberikan bantuan agar individu dapat memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungannya.
b)     Pengertian Konseling
Istilah Konseling diartikan sebagai Penyuluhan. Istilah penyuluhan dalam kegiatan bimbingan menurut para ahli kurang tepat . Menurut mereka yang lebuh tepat adalah Konseling karena kegiatan ini sifatnya lebih khusus,tidak sama dengan kegiatan-kegiatan penyuluhan  lain seperti penyuluhan dalam bidang pertanian dan penyuluhan dalam keluarga berencana.
Menurut James P.Adam yang dikutip oleh DEPDIKBUD (1976: 19 a ) :
Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu (Konselor) membantu yang lain (Konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang .
Bimo Walgito (1982 : 11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang dberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara ,dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya .
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapatlah diakatakan bahwa kegiatan konseling itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Q      Pada umumnya dilaksanakan secara individual
Q      Pada umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka
Q      Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan orang yang ahli
Q      Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk memecahkan masalah yang diahadapi klien
Q      Individu yang menerima layanan (klien) akhirnya mampu memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri
Kegiatan bimbingan dan konseling tersebut berbeda dengan kegiatan mengajar. Perbedaan itu anatar lain :
Q      Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan mengajar sudah dirumuskan terlebih dahulu dan pencapaian tujuan tersebut sama untuk seluruh siswa dalam satu kelas atau satu tingkat. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling target pencapaian tujuan lebih bersifat individual atau kelompok
Q      Pembicaraan dalam kegiatan mengajar lebih banyak diarahkan pada pemberian informasi ,atau pembuktian dalam suatu masalah,sedangkan pembicaraan dalam konseling lebih ditujukkan untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi klien
Q      Dalam kegiatan mengajar ,para siswanya belum tentu mempunyai masalah yang berkaitan dengan materi yang diajarkan ,sedangkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling pada umumnya klien telah/sedang menghadapi masalah
Q      Untuk melaksanakan bimbingan dan konseling ,bagi konselor dituntut suatu keterampilan khusus dan berbeda dengan tuntutan bagi seorang guru/pengajar.
B.     Peranan Bimbingan dan Konseling dalam pendidikan disekolah
Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh ,maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial ,sebagai individu dan anggota masyarakat selain mengembangkan kemampuan inteleknya . Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal diluar bidang garapan pengajaran ,tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran disekolah itu. Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh (Mortensen & Schemuller,1969 )
Bimbingan dan konseling semakin hari semakin dirasakan perlu keberadaanya disetiap sekolah . Hal ini didukung oleh berbagai macam factor ,seperti dikemukakan oleh Koestoer Partowisastro (1982),sebagai berikut :
Q      Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah ,dimana anak dalam waktu sekian jam (± 6 jam ) hidupnya berada disekolah
Q      Para siswa yang usianya relatif masih muda sangan membutuhkan bimbingan baik dalam memahami keadaan dirinya ,mengarahkan dirinya ,maupun dalam mengatasi berbagai macam kesulitan

Kehadiran konselor disekolah dapat meringankan tugas guru (Lundquist dan Chamely yang dikutip oleh Belkin,1981). Merek a menyatakan bahwa konselor ternyata sangat membantu guru,dalam hal :
Q      Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru
Q      Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi proses belajar-mengajar
Q      Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif
Q      Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya
Konselor dan guru merupakan suatu tim yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan . Keduanya dapat saling menunjang terciptanya proses pembelajaran yang lebih efektif . Oleh karena itu ,kegiatan bimbingan dan konseling ,tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan sekolah.

C.    Tujuan  Bimbingan disekolah
Layanan bimbingan sangat dibutuhkan agar siswa-siswa yang mempunyai masalah dapat terbantu ,sehingga mereka dapat belajar lebih baik. Dalam kurikulum SMA tahun1975 Buku III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan disekolah adalah membantu siiswa :
Q      Mengatasi kesulitan dalam belajarnya ,sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi ,
Q      Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukannya pada saat proses belajar-mengajar berlangsung dalam hubungan sosial
Q      Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani
Q      Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi
Q      Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat
Q      Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-emosional disekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri ,terhadap lingkungan sekolah,keluarga,dan lingkungan yang lebih luas.
Disamping itu tujuan-tujuan tersebut,Downing (1968) juga mengemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan disekolah sebenarnya sama dengan pendidikan terhadap diri sendiri ,yaitu membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial psikologi mereka,merealisasikan keinginannya ,serta mengembangkan kemampuan atau potensinya.
Secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan adalah membantu mengatasi berbagai macam kesulitan yang dihadapi siswa sehingga terjadi proses belajar-mengajar yang efektif dan efesien
D.    Peranan Bimbingan dan Konseling dalam pembelajaran siswa 
Dalam proses pembelajaran siswa,setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan . Harapan tersebut sering kali kandas dan tidak bisa terwujud,sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar . Sebagai pertanda bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dari berbagai jenis gejalanya seperti dikemukakan Abu Ahmadi (1977) sebagai berikut :
Q      Hasil belajarnya rendah ,dibawah rata-rata kelas
Q      Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya
Q      Menunjukan sikap yang kurang wajar : suka menantang ,dusta,tidak mau menyelesaikan tugas-tugas ,dan sebagainya
Q      Menunujukan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos ,suka menggangu,dan sebagainya
Siswa yang mengalami kesulitan belajar kadang-kadang ada yang mengerti bahwa dia mempunyai masalah tetapi tidak tahu bagaimana mengatasinya ,dan ada juga yang tidak mengerti kepada siapa ia harus meminta bantuan dalam menyelesaikan masalahnya itu. Apabila masalahnya itu belum teratasi ,mereka mungkin tidak dapat belajar dengan baik,karena konsentrasinya akan terganggu.
Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan diatas ,maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam :
Q      Bimbingan Belajar
Q      Bimbingan Sosial ,dan
Q      Bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi
1.      Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar baik disekolah maupun diluar sekolah. Bimbingan ini antara lain meliputi :
Q      Cara belajar,baik belajar secara kelompok ataupun individual
Q      Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar
Q      Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran
Q      Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaiatan dengan mata pelajaran tentu
Q      Cara,proses,dan prosedur tentang mengikuti pelajaran
Disamping itu, Winkle (1978) mengatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling mempunyai  peranan penting untuk membantu siswa ,antara lain dalam hal :
Q      Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka lagi bagi mereka ,baik sekarang maupun yang akan datang
Q      Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajarnya . Misalnya masalah hubungan muda-mudi, masalah ekonomi, masalah hubungan dengan orang tua/keluarga,dan sebagainya.


2.      Bimbingan sosial
Dalam proses belajar dikelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan kelompok. Dalam kehidupan kelompok perlu adanya toleransi/tenggang rasa,saling memberi dan menerima (take and give),tidak mau menang sendiri,atau kalau mempunyai pendapat harus diterima dalam mengambil keputusan . Langsung ataupun tidak langsung suasana hubungan sosial dikelas atau disekolah akan dapat mempengaruhi perasaan aman bagi siswa yang bersangkutan. Hal ini dapat mempengaruhi konsentrasinya dalam belajar.
Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan  yang berkaitan dengan masalah sosial ,sehingga terciptalah suasana belajar-mengajar yang kondusif. Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk :
Q      Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai
Q      Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai
Q      Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu
Disamping itu ,bimbingan sosial juga dimaksudkan agar siswa dapat melakukan penyesuaian diri terhadap teman sebayanya baik disekolah maupun diluar sekolah (Downing 1978).
3.      Bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi
Bimbingan ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi ,yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya . Siswa yang mempunyai masalah dan belum dapat diatasi /dipecahkan ,akan cendrung terganggu konsentrasi dalam belajarnya ,dan akibatnya prestasi belajar yang dicapainya rendah . Dalam kurikulum SMA tahun 1975 Buku 3C tentang Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan dinyatakan ada beberapa masalah pribadi yang memerlukan antuan konseling ,yaitu masalah akibat konflik antara:
Q      Perkembangan intelektual dengan emosionalnya 
Q      Bakat dengan aspirasi lingkungannya
Q      Kehendak siswa dengan orang tua atau lingkungannya
Q      Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya
Q      Situasi sekolah dengan situasi lingkungan
Q      Bakat dan pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan keengganan mengambil pilihan
Masalah-masalah pribadi ini juga sering ditimbulkan oleh hubungan muda-mudi . Selanjutnya juga dikemukakan oleh Downing (1968) bahwa layanan bimbingan disekolah sangat bermanfaat terutama dalam membantu :
Q      Menciptakan suasana hubungan sosial yang menyenangkan
Q      Menstimulasi siswa agar mereka meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan belajar-mengajar
Q      Menciptakan atau mewujudkan pengalaman belajar yang lebih bemakna
Q      Meningkatkan motivasi belajar  siswa
Q      Menciptakan dan menstimulasi tumbuhnya minat belajar

E.     Peranan Guru dalam Pelaksanaan Bimbingan di Sekolah
Peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan disekolah dapat dibedakan menjadi
Ø  Tugas dalam layanan bimbingan kelas,dan
Ø  Diluar kelas
a)      Tugas Guru Dalam Layanan Bimbingan Di Kelas
Guru perlu mempunyai gambaran yang jelas tentang tugas-tugas yang harus dilakukannya dalam kegiatan bimbingan. Kejelasan tugas ini dapat memotivasi guru untuk berperan secara aktif dalam kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut betanggung jawab atas terlaksananya kegiatan itu. Sehubungan dengan Rohman Natawidjaja dan Moh.Surya (1985) menyatakan bahw a fungsi bimbingan dalam proses belajar-mengajar itu merupakan salah satu kompetensi guru yang terpadu dalam keseluruhan pribadinya. Perwujudan kompetensi ini tampak dalam kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan karakteristik siswa dan suasana belajarnya.
Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar,misalanya guru yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasan tegang,hubungan guru siswa menjadi kaku, keterbukaan siwa untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas, dan sebagainya. Oleh karena itu , guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajar-mengajar . Sehubungan dengan itu Rochman Natawidjaja dan Moh.Surya (1985) mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing , yaitu :
Q      Per lakuan terhadap siswa didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai individu , siswa memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri
Q      Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa
Q      Perlakuan terhadap siswa secara hangat ,ramah,rendah hati,menyenangkan
Q      Pemahaman siswa secara empatik
Q      Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu
Q      Penampilan diri secara asli (genuine) tidak berpura-pura , didepan siswa
Q      Kekonkretan dalam menyatakan diri
Q      Penerimaan siswa secara apa adanya
Q      Perlakuan terhadap siswa secara permissive
Q      Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa untuk menyadari perasaan itu
Q      Kesadaraan bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran saja, melainkan menyangkut pengembangan siswa menjadi individu yang lebih dewasa
Q      Penyesuaian diri terhadap keadaan yang khusus
Abu Ahmadi (1977) mengemukakan peran guru sebagai pembimbing dalam melaksanakan proses belajar-mengajar , sebagai berikut :
Q      Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan keyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian . Suasana yang demikan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa , dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa
Q      Mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kecakapan-kecakapan , sikap ,minat , dan pembawaanya
Q      Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Tingkah laku siswa yang tidak matang dalam perkembangan sosialnya ini dapat merugikan dirinya sendiri maupun teman-temannya
Q      Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil yang lebih baik . Guru dapat memberikan fasilitas waktu ,alat atau tempat bagi para siswa untuk mengembangkan kemampuannya
Q      Membantu memilih jabatan yang cocok , sesuai dengan bakat , kemampuan , dan minatnya . Berhubung guru relatif lama bergaul dengan para siswa , maka kesempatan tersebut dapat dimanfaaatkannya untuk memahami potensi siswa . Guru dapat menunjukan arah minat yang cocok dengan bakat dan kemampuaannya . Melalui penyajian materi pelajaran,usaha bimbingan tersebut dapat dilaksanakan
Disamping tugas-tugas tersebut ,guru juga dapat melakukan tugas-tugas bimbingan dalam proses pembelajaran seperti berikut :
v  Melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan belajar . Dalam hal belajar guru mencari atau mengidentifikasi sumber-sumber kesulitan belajar yang dialami oleh siswa , dengan cara :
Q      Menandai siswa yang diperkirakan mengalami masalah , dengan jalan melihat prestasi belajarnya yang paling rendah atau berada dibawah nilai rata-rata kelasnya
Q      Mengidentifikasikan mata pelajaran dimana siswa mendapat nilai rendah (dibawah rata-rata kelas)
Q      Menelusuri bidang/bagian dimana siswa mengalami kesulitan yang menyebabkan nilainya rendah . Dengan demikian , dapat ditemukan salah satu sumber penyebab timbulnya kesulitan belajar
Q      Melaksanakan tindak lanjut, apakah perlu pelajaran tambahan ,dengan bimbingan dari guru ecara khusus , atau tindakan-tindakan lainya
v  Guru dapat memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya kepada murid dalam memecahkan masalah pribadi. Masalah-masalah yang belum terpecahkan dan berada diluar batas kewenangan guru dapat dialihtangankan (referal) kepada konselor yang ada disekolah itu atau kepada ahli lain yang dipandangannya tepat untuk menangani  masalah tersebut.
b)     Tugas Guru Dalam Operasional Bimbingan Di Luar Kelas
Tugas guru dalam layanan bimbingan tidak terbatas dalam kegiatan proses belajar-mengajar atau dalam kelas saja , tetapi juga kegiatan-kegiatan bimbingan diluar kelas . Tugas-tugas bimbingan itu antara lain :
Q      Memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching)
Q      Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa
Q      Melakukan kunjungan rumah (home visit)
Q      Menyelenggarakan kelompok belajar,yang bermanfaat untuk :
ü  Membiasakan anak untuk bergaul dengan teman-temannya , bagaimana mengemukakan pendapatnya dan menerima pendapat dari teman lain
ü  Merealisasikan tujuan pendidikan dan pengajaran melalui belajar secara kelompok
ü  Mengatasi kesulitan-kesulitan , terutama dalam hal pelajaran secara bersama-sama
ü  Belajar hidup bersama agar nantinya tidak canggung didalam masyarakat yang lebih luas
ü  Memupuk rasa kegotongroyongan
Beberapa contoh kegiatan tersebut memberikan bbukti bahwa tugas guru dalam kegiatan bimbingan sangat penting. Kegiatan bimbingan tidak semata-mata tugas konselor saja . Tanpa peran serta guru , pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah tidak dapat terwujud secara optimal . Gibson dan Mitchell (1981) menyatakan bahwa guru mempunyai peranan yang besar dalam program bimbingan dan konseling di sekolah
F.     Kerjasama Sama Guru dengan Konselor dalam Layanan Bimbingan
Dalam kegiatan-kegiatan belajar-mengajar sangan diperlukan adanya kerjasama anatar guru dengan konselor demi tercapainya tujuan yang diharapkan . Pelaksanaan tugas pokok guru dalam proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bimbingan, sebaliknya layanan bimbingan disekolah perlu dukungan atau bantuan guru . Ada beberapa pertimbangan, mengapa guru juga harus melaksanakan kegiatan bimbingan dalam proses pembelajaran . Dalam hal ini, Rochman Natawidjaja dan Moh.Surya (1985) mengutip pendapat Miller yang mengatakan Bahwa :
Q      Proses belajar sangat efektif, apabila bahan yang dipelajari dikaitkan langsung dengan tujuan-tujuan pribadi siswa. Ini berarti guru dituntut untuk memahami harapan-harapan dan kesulitan-kesulitan siswa, selanjutnya guru dapat menciptakan situasi belajar atau iklim kelas yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik
Q      Guru yang memahami siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya , lebih peka terhadap hal-hal yang dapat memperlancar mengganggu kelancaran kegiatan kelas . Guru mempunyai kesempatan yang luas untuk mengadakan pengamatan terhadap siswa yang diperkirakan mempunyai masalah. Dengan demikian masalah-masalah itu dapat diatasi  sedini mungkin, sehingga parasiswa dapat belajar dengan baik tanpa dibebani olehs uatu permasalahan
Q      Guru dapat memperhatikan perkembangan masalah atau kesulitan siswa secara lebih nyata. Berhubung guru mempunyai kesempatan yang terjadwal untuk bertatap muka dengan parasiswa, maka Ia akan dapat memperoleh informasi yang yang lebih banyak tentang keadaan siswa, yang menyangkut masalah pribadi siswa, baik kelebihan maupun kekurangannya. Dalam keadaan seperti itu peran guru dalam kegiatan bimbingan sangat penting
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan disekolah akan lebih efektif bila guru dapat bekerjasama dengan konselor sekolah dalam proses pembelajaran. Adanya keterbatasan-keterbatasan dari kedua belah pihak (guru dankonselor) menuntut adanya kerjasama tersebut.
Konselor mempunyai keterbatasan dalam hal yang berkaitan dengan :
Q      Kurangnya waktu untuk bertatap muka dengan siswa, hal ini karena tenaga konselor masih sangat terbatas, sehingga pelayanan siswa dalam jumlah yang cukup banyak tidak bias dilakukan secara intensif dan,
Q      Keterbatasan konselor sehingga tidak mungkin dapat memberikan semua bentuk layanan seperti memberikan pengajaran perbaikan untuk bidang studi tertentu, dan sebagainya.
Dilain pihak guru juga mempunyai beberapa keterbatasan .Menurut Koestoer Partowisastro (1982) keterbatasan-keterbatasan guru tersebut antara lain:
Q      Guru tidak mungkin lagi menangani masalah-masalah siswa yang bermacam-macam karena guru tidak terlatih untuk melaksanakan semua tugas itu.
Q      Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi ditambah tugas yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam masalah siswa
Didalam menangani kasus-kasus tertentu, konselor perlu menghadirkan guru atau pihak-pihak terkait guna membicarakan pemecahan masalah yang dihadapi siswa. Kegiatan semacam ini disebut dengan konferensi kasus (case conference). Bila guru menemui masalah yang sudah berada diluar batas kewenangangannya, guru dapat mengalih tangankan  masalah siswa tersebut kepada konselor.


BABIII
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Bimbingan adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Layanan bimbingan diperlukan siswa untuk memenuhi kebutuhan individual anak baik secara psikologis maupun untuk mengembangkan kecakapan sosial agar dapat berkembang optimal. Hal ini senada dengan pendapat Leta Hollingworth yang dikutip Wahab (2004) yang mengindikasikan bahwa “gifted children do have social/emotional needs meriting attention”. Ditegaskan bahwa betapa pentingnya persoalan kebutuhan sosial/emosional anak berbakat memerlukan perhatian orang dewasa di sekitarnya, karena boleh jadi kondisi demikian akan berpengaruh kepada kinerja dan aktivitas anak dalam belajarnya.
Adapun tujuan pelayanan bimbingan ialah: (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
B.     Saran
Diharapkan kepada calon pendidik dan pendidik dapat semaksimal mungkin dalam menjalan tugasnya sebagai pendidik, untuk menciptakan anak-anak muda yang berprestasi dan mampu bersaing untuk dimasa mendatang dengan negara-negara lain, dalam bidang pendidikan maupun lainnya. Dengan generasi muda indonesia bisa lebih maju. Oleh sebab itu diharapkan Guru dapat membimbing peserta didik untuk mengembangkan potensinya.



DAFTAR PUSTAKA
Anas Salahudin, 2010. Bimbingan Konseling, Bandung. Pustaka Setia
Soetjipto dan Raflis Kosasi, 2011. Profesi Keguruan, Jakarta. Rineka Cipta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar